Perusahaan
Multinasional
Perusahaan
Multinasional (Multinational Corparation) adalah Perusahaan yang memproduksi
dan menjual produknya di dua negara atau lebih, sehingga dalam aktivitas
utamanya melibatkan lebih dari dua mata uang yang berbeda.
Pada
umumnya perusahaan multinasional memiliki kantor pusat di suatu negara dan
didukung oleh beberapa anak perusahaan di beberapa negara. Diantara anak
perusahaan dan kantor pusatnya dihubungkan dengan sarana telekomunikasi yang
canggih guna menjamin integrasi operasi secara efektif dan efisien.
Perkembangan sarana dan teknologi komunikasi sangat besar peranannya dalam terciptanya perusahaan multinasional, sepuluh tahun yang lalu suatu kejadian disuatu tempat tidak dapat sisaksikan pada saat yang sama oleh manusia dibelahan bumi lain, tetapi kini dunia menjadi terasa sangat kecil. Contoh dengan adanya perkembangan sarana dan teknologi misalnya adalah perusahaan multinasional pembuatan mobil yang didukung oleh beberapa anak perusahaan dan ratusan perusahaan lain sebagai penyedia suku cadang bukan utama. Dengan teknologi informasi yang demikian maju, berbagai fasilitas diberbagai negara dapat diintegrasikan secara baik untuk menjamin ketepatan produksi dan kualitas produk. Pengujian mutu tidak lagi dilakukan diakhir proses, melainkan dilakukan diawal proses sejak komponen mobil dibuat dan selama proses produksi hingga komponen tersebut berada dilokasi perakitan. Keseluruhan proses itu dilakukan secara computerized sehingga dapat dijamin ketepatan dan kualitas produknya. Enterprenuership atau kewirausahaan menjadi modal utama dalam perdagangan internasional. Penciptaan nilai tambah dapat dilakukan oleh orang-orang yang memang memiliki kewirausahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Pemanfaatan
teknologi komunikasi yang maju seperti internet dan electronic commerce atau
pemasaran berbasis elektronik kini memberikan keunggulan tersendiri. Perusahaan
multinasional dapat memanfaatkan multi media dan internet untuk memasarkan
produknya keseluruh dunia. Pembeli di belahan bumi lain dapat memperoleh
informasi tentang produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan multinasional
tanpa dipengaruhi oleh ruang dan waktu.
Perkembangan
Perusahaan Multinasional
Dalam perkembangannya perusahaan multinasional dapat dibedakan
menjadi tiga dasar motif utama pendirian perusahaan tersebut.
Pertama adalah perusahaan multinasional yang memperluas usahanya
dalam rangka mencari bahan baku atau raw material seeker. Sebagai contoh
perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang penambangan dan ekstrasi
memperluas perusahaannya dan menjadi perusahaan multinasional karena tujuan
utamanya adalah mencari bahan baku. Misalnya, PT. Freeport yang melakukan
eksplorasi timah dan emas di Irian Jaya, Mobil Oil yang mengusahakan pengeboran
minyak dikawasan Sumatera, dll.
Kedua adalah perusahaan multinasional adalah yang bermotif mencari
pasar atau market seeker. Perusahaan semacam ini go internasional karena memang
pasar domestic tidak cukup luas sehingga untuk memenuhi kapasitas penuh dan
economic of scalenya, perusahaan terpaksa menjadi perusahaan multinasional.
Contoh : Samsung yang memproduksi handphone dari korea. Jika hanya mengandalkan
pasar domestic maka samsung tidak cukup kuat karena jumlah penduduk yang
sedikit.
Ketiga adalah perusahaan multinasional yang beroperasi secara
internasional dalam usaha untuk meminimumkan biaya atau sering disebut dengan
cost minimizer. Perusahaan semacam ini go internasional karena ingin
memanfaatkan keunggulan yang dimiliki dan memperoleh keringanan berupa
pembebasan pajak, melakukan transfer price, memperoleh biaya tenaga kerja yang
murah atau bahkan meminimumkan biaya investasi – rendahnya harga tanah. Tidak
jarang pula perusahaan multinasional memindahkan fasilitas produksinya semata-mata
meminimumkan biaya pengelolaan limbah. Jika dinegara asalnya dengan persyaratan
yang sangat ketat mengakibatkan tingginya biaya pengelolaan limbah maka sering
kali dipindahkan ke negara lain dimana persyaratan pengelolaan limbahnya
relative rendah. Contoh : perusahaan Nike, Reebok dan perusahaan lain pembuat
mainan anak-anak di Indonesia semata-mata ingin menfaatkan biaya bahan baku
yang rendah dan upah tenaga kerja yang secara relative lebih rendah
dibandingkan di Amerika Serikat.
Perbedaan antara Manajemen Keuangan dan Manajemen Keuangan
Internasional
Pada prinsipnya manajemen keuangan
internasional memiliki dan menggunakan prinsip dasar yang sama dengan manajemen
keuangan atau corporate finance. Tiga bidang utama dalam corporate finance
yaitu keputusan investasi dan keputusan pendanaan dan kebijakan deviden juga
dibahas dalam manajemen keuangan internasional.
Hanya saja dalam corporate finance lebih ditekankan untuk perusahaan
domestic yang tidak menghadapi resiko perubahan nilai tukar atau foreign
exchange rate dalam kegiatannya.
Disamping itu juga karena perusahaan domestic hanya melibatkan satu
mata uang dan meskipun memiliki anak perusahaan tetapi masih berada dalam satu
negara maka tidak terjadi masalah perrpajakan dan akuntansi khususnya dalam
pembuatan laporan keuangan rekonsliasi.
Namun demikian baik manajemen keuangan maupun manajemen keuangan
internasional keduanya memiliki tujuan normative yang sama yaiut memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan. Maksimisasi
nilai perusahaan dapat dicapai dengan memaksimumkan harga saham perusahaan.
Perusahaannya menjadi lebih komplek Karen anilai perusahaan yang dicerminkan
oleh harga saham untuk perusahaan tidak saja dipengaruhi oleh harga saham untuk
perusahaan multinasional tidak saja dipengaruhi oleh perubahan laba tetapi
lebih banyak lagi factor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Tujuan Manajemen Keuangan
Dalam mata kuliah manajemen keuangan atau corporate finance telah
dibahas bahwa tujuan normative yang ingin dicapai adalah memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham atau maksimize shareholders wealth. Maksimisasi
kemakmuran pemilik atau pemegang saham perusahaan dicapai melalui maksimisasi
nilai perusahaan. Sedangkan nilai perusahaan akan memaksimum jika harga saham
maksimum.
Tujuan ini secara teoritis dan peraktis memang sangat realistis,
bukankah pemilik perusahaan yang menanamkan modalnya dalam perusahaan
menginginkan modalnya bertambah besar sehingga kekayaannya meningkat terus ?
bukankah investor yang kekayaanya meningkat sejalan dengan meningkatnya nilai
perusahaan berarti kemakmurannya juga meningkat sejalan dengan meningkatnya
nilai perusahaan berarti kemakmuran juga meningkat? Tentu saja tujuan ini
didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal efisien yang berarti alokasi dana
dilakukan secara efisien dan harga saham selalu mencerminkan keuntungan yang
diharapkan oleh investor dan resiko investasi.
Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham secara instant
merefleksikan seluruh informasi baik yang public maupun informasi personal,
sehingga tidak seorang investor/pelaku pasar yang secara konsisten dapat
mengalahkan pasar. Dengan kata lain tidak ada pelaku pasar yang dapat secara
konsisten memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan informasi personal.
No comments:
Post a Comment