Lingkungan kerja adalah
sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan sesuatu yang ada disekitar para
pekerja dan yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
merupakan kseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi,
lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
Menurut Bambang
(1991:122), lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di lingkungan kerja yang
mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik,
sebaliknya jika seorang pegawai bekerja dalam lingkungan kerja yang tidak
memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan membuat pegawai
yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja pegawai tersebut
akan rendah.
Jenis-Jenis Lingkungan
Kerja
Kondisi lingkungan kerja
dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat
akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan
kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak
dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang
efisien. Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua,
yaitu (Sedarmayanti, 2001):
Lingkungan Kerja Fisik.
a.
Lingkungan kerja yang langsung
berhubungan dengan pegawai seperti pusat kerja, kursi, meja, dan
sebagainya.
b.
Lingkungan perantara atau lingkungan
umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia
misalnya temparatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran mekanik, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.
Lingkungan Kerja Non Fisik,
Perusahaan
hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antar tingkat
atasan, bawahan maupun yang memiliki status yang sama. Kondisi yang hendaknya
diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian
diri (Nitisemito, 2000:171). Jadi lingkungan kerja non fisik ini juga merupakan
kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.
Manfaat Lingkungan Kerja
Menurut Ishak dan Tanjung (2003),
manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga
produktivitas dan prestasi kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang
diperoleh karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan
dapat terselesaikan dengan tepat, yang artinya pekerjaan diselesaikan
sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yagn ditentukan. Prestasi
kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan
terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.
Menurut Wibowo (2007:65)
lingkugan kerja yang bisa memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya
dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
Lingkungan Internal
Ada
banyak faktor yang mempengaruhi kinerja atau prestasi kerja karyawan. Karyawan
akan bekerja dengan produktif atau tidak tergantung pada kondisi pekerjaan yang
secara langsung ataupun tidak langsung akan berdampak pada kelangsungan
perusahaan. Menurut Wibowo (2007:65) lingkungan interal adalah
komponen-komponen yang ada dalam lingkup organisasi atau perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan internal,
yaitu:
a.
Kompetensi
Kompetensi adalah suatu kemampuan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap pekerja yang dituntut oleh pekerjaan
tersebut.
Terdapat 5 (lima) tipe karakteristik
kompetensi, yaitu sebagai berikut:
a)
Motif adalah sesuatu yang secara
konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang menyebabkan tindakan.
b)
Sifat adalah karakteristik fisik dan
respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi.
c)
Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai,
atau citra diri seseorang.
d)
Pengetahuan adalah informasi yang
dimiliki orang dalam bidang spesifik.
e)
Keterampilan adalah kemampuan
mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu.
b.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (job
satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak mnyenangkan
dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif
ataupun negatif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
dilingkungan kerjanya. Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat absensi, perputaran
tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan, dan masalah-masalah lainnya.
Dengan demikian hubungan kepuasan kerja akan mengarahkan kepelaksanaan kerja
lebih baik, atau sebaliknya, prestasi kerja menimbulkan kepuasan.
c.
Stress Karyawan
Berbagai bentuk kekuatiran dan
masalah selalu dihadapi para karawan. Sterss adalah suatu kondisi ketegangan
yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stress yang
terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan.
Sebagai hasilnya, pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stress
yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Gejala-gejala ini menyangkut
baik kesehatan phisik maupun kesehatan mental.
d.
Kompensasi
Faktor yang paling signifikan yang mempengaruhi kinerja karyawan serta
kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi atau upah. Upah merupakan pengganti
atau jasa yang diberikan kepada karyawan.
Lingkungan Eksternal
Organisasi atau
perusahaan seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan
internal organisasai, tetapi perlu juga menyadari pentingnya pengaruh
lingkungan eksternal terhadap kinerja karyawan yang akan berdampak pada organisasi
yang dikelolanya. Menurut Wibowo (2007:70) lingkungan eksernal adalah
komponen-komponen yang ada diluar organisasi atau perusahaan. Bagaimanapun
juga, lingkungan eksternal pada saat sekarang ini sangat bergejolak,
perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya sangat dinamis dan kadang-kadang
pengaruhnya tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu.
No comments:
Post a Comment