Portofolio adalah teori
yang menunjukkan sekumpulan berbagai surat berharga atau aset yang
dimiliki oleh seorang investasor. Jika seorang memiliki 10 jenis surat
berharga yang terdiri dari saham dan obligasi dan lainnya
“potofolio". Investasi portofolio adalah
investasi dalam bentuk membeli harta keuangan seperti bond, saham perusahaan
dan obligasi pemerintah.
Dalam dunia keuangan,
"portfolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang
dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Memiliki portfolio seringkali
merupakan suatu bagian dari investasi dan strategi manajemen risiko yang
disebut diversifikasi. Dengan memiliki beberapa aset, risiko tertentu dapat
dikurangi. Ada pula portfolio yang ditujukan untuk mengambil suatu risiko
tinggi yang disebut portfolio konsentrasi (concentrated portfolio).
Investasi Portofolio dapat diartikan sebagai
tindakan membagi modal yang tersedia pada jenis-jenis investasi tertentu agar
diperoleh risiko yang paling minimal. Keputusan pengalokasian
modal ke dalam usulan-usulan investasi yang manfaatnya akan direalisasikan
dimasa yang akan datang harus dipertimbangkan dengan cermat.
Salah
satu karakteristik investasi pada pasar modal adalah kemudahan untuk membentuk
investasi portofolio. Artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan
diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi. Oleh karena itu
maka adapun langkah-langkah dalam melakukan investasi portofolio adalah sebagai
berikut (Husnan, 2003) :
1.
Menentukan kebijakan investasi
Pada tahap awal
pengambilan keputusan, investor perlu menetapkan tujuannya berinvestasi dan
menentukan besarnya investasi yang akan ditanam. Mengingat adanya korelasi
antara risiko dan keuntungan (return) yang diperoleh, maka investor
tidak dapat mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya karena akan ada kerugian yang harus dihadapinya. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan, baik dalam
keuntungan maupun risiko.
2.
Analisis Sekuritas
Pada
tahap ini akan diadakan analisis terhadap individual (sekelompok)
sekuritas. Ada dua filosofi dalam melakukan analisis sekuritas, yaitu sebagai
berikut.
a. Pendapat pertama
menyatakan bahwa sekuritas mispriced (harganya salah, mungkin
terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) Dengan analisis ini akan dapat
dideteksi sekuritas-sekuritas tersebut. Ada
berbagai cara untuk melakukan analisis ini. Cara tersebut dikelompokkan menjadi
dua, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal
menggunakan data (perubahan) harga pada masa yang lalu sebagai upaya
memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan datang dengan melihat nilai
transaksi yang terjadi. Sedangkan analisis fundamental didasarkan pada
informasi-informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun oleh administratur
bursa efek.
b. Pendapat kedua menyatakan bahwa pasar modal adalah
efisien. Dengan demikian, peralihan sekuritas tidak didasarkan atas frekuensi
risiko para pemodal (pemodal yang bersedia menanggung risiko tinggi akan
memilih sekuritas yang berisiko tinggi), pola kebutuhan kas, dan sebagainya.
Jadi, menurut pendapat ini keuntungan yang diperoleh pemodal sesuai dengan
risiko yang ditanggung.
3.
Pembentukan
Portofolio
Tahap
ini menyangkut identifikasi sekuritas mana saja yang akan dipilih untuk
membentuk portofolio dan berapa proporsi dana yang akan ditanam pada tiap-tiap
sekuritas tersebut. Adanya pemilihan sekuritas ini (dengan kata lain pemodal melakukan
diversifikasi) dimaksudkan untuk meminimalkan risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini akan dipengaruhi oleh
preferensi risiko, pola kebutuhan kas, dan status pajak.
4.
Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan
pengurangan terhadap ketiga tahap sebelumnya dengan maksud jika diperlukan akan
diadakan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Jika portofolio
yang dimiliki sekarang dirasakan tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan
prefensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap
sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
5.
Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini pemodal
mengadakan penilaian terhadap kinerja portofolionya, baik dalam aspek tingkat
keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar bahwa
suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik
daripada portofolio lainnya karena adanya faktor risiko yang perlu dimasukkan juga.
Rahardja dan Manurung ( 2008 : 278), adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi investasi langsung dan portofolio adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengembalian yang
diharapkan (Expected Rate Of Return)
Kemampuan perusahaan
menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal dan eksternal perusahaan.
a. Kondisi internal
perusahaan
Kondisi
internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM, dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek
tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan.
Artinya, semakin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka
semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan.
b. Kondisi eksternal perusahaan
Kondisi
eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi
terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi
domestik maupun internasional serta tingkat inflasi yang terjadi. Jika perkiraan
tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia bernada optimis, biasanya
tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat
dinaikkan.
2. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang
Ramalan
yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian akan menjadi lebih baik lagi pada
masa depan, yaitu diramalkan bahwa harga-harga akan tetap stabil (tingkat
inflasi stabil) dan pertumbuhan ekonomi maupun pertambahan pendapatan
masyarakat akan berkembang dengan lebih cepat, merupakan keadaan yang akan
mendorong pertumbuhan investasi. Jika terjadi inflasi maka akan menurunkan
investasi portofolio yang akan ditanam oleh para investor, sehingga kondisi ini
akan mempengaruhi menurunnya harga sekuritas di pasar modal sehingga menyebabkan
investor lebih suka menanamkan uangnya dalam bentuk investasi yang lain,
misalnya dengan menyimpan uangnya di bank atau tabungan daripada
menginvestasikannya dalam bentuk saham, obligasi maupun sekuritas lainnya. Hal
ini akan mendorong mereka untuk melepas sekuritas yang mereka miliki, sehingga
sekuritas yang dilepas akan meningkatkan jumlah yang ditawarkan di pasar modal,
dan selanjutnya akan menekan harga. Jadi, semakin baik keadaan masa depan maka
semakin besar tingkat keuntungan yang akan diperoleh para pengusaha. Oleh sebab
itu mereka akan lebih terdorong untuk melaksanakan investasi yang telah atau
sedang dirumuskan dan direncanakan.
3. Tingkat bunga
Tingkat
bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para
pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan
keinginan untuk menanamkan modal apabila tingkat pengembalian modal dari
penanaman modalnya itu, yaitu persentase keuntungan neto (tetapi sebelum
dikurangi bunga uang yang dibayar) modal yang diperoleh, lebih besar dari
tingkat bunga.
4. Biaya investasi
Yang
paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman, karena
semakin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi semakin mahal. Akibatnya
minat berinvestasi semakin menurun.
5. Tingkat pendapatan nasional dan
perubahan-perubahannya
Hubungan
antara pendapatan nasional dan investasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang cukup erat di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional.
Investasi akan meningkat apabila pendapatan nasional semakin meningkat dan
begitu juga sebaliknya.
Langkah-langkah melakukan
konstruksi suatu portofolio,
1. Memilih instrumen
investasi yang diinginkan, hal ini tentunya sudah melalui berbagai analisa
tentang masing-masing instrumen investasi.
2. Menentukan bobot dari
instrumen investasi terhadap nilai portofolio secara keseluruhan.
3. Menentukan horison
investasi (Investment Horizon).
4. Menentukan expected
return dari masing-masing instrumen investasi sesuai dengan horison
investasi.
5. Menentukan expected
return dari portofolio sesuai dengan horison investasi.
6. Menentukan
rata-rata expected return dari portofolio dalam horison
investasi.
7. Menghitung standard
deviasi expected return dari portofolio.
No comments:
Post a Comment