I Hope, I Help You Find What You Want ^_^

I Hope, I Help You Find What You Want , if you need help, just ask me ^_^

Friday, July 15, 2016

Analisis Pemasaran Produk Oreo

 1.      Targeting
Dalam melakukan pemasaran kita juga harus menentukan target produk yang akan kita pasarkan. Dalam hal ini produk oreo memilih target pasar konsumen dengan latar belakang keluarga yang bahagia. Hal ini dilakukan agar setiap orang dari berbagai tingkat ekonomi dapat menikmati produk yang enak, serta berkualitas. dengan target pasar yang demikian, diharapkan produk Oreo dapat menjadi pilihan dari semua orang yang ingin menikmati biscuit yang berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau.


2.      Analisa Positioning
Dalam pemasaran, positioning adalah cara yang dilakukan oleh marketer untuk membangun citra atau identitas di benak konsumen untuk produk, merek atau lembaga tertentu.Positioning adalah membangun persepsi relatif satu produk dibanding produk lain. Kemampuan untuk mengidentifikasi peluang positioning merupakan ujian yang berat bagi seorang marketer. Keberhasilan satu positioning biasanya berakar pada berapa lama produk tersebut mempunyai keunggulan bersaing. Beberapa hal mendasar dalam membangun strategi positioning satu produk antara lain : positioning pada fitur spesifikasi produk,positioning pada spesifikasi penggunaan produk, positioning pada frekuensi penggunaan produk, positioning pada alasan mengapa memilih produk tersebut dibanding pesaing,positioning melawan produk pesaing, positioning dengan melakukan pemisahan kelas produk, dan positioning dengan menggunakan simbol budaya/kultur. Tulisan ini akan membahas brand positioning sebuah brand biscuit yang sudah lama beroperasi. OREO.

PT kraft Food sebagai pemilik brand market produk Oreo melakukan strategi positioning produknya sebagai berikut.
a.   Oreo mengkomunikasikan kepada masyarakat bahwa produk yang di buatnya berdasarkan standar mutu yang sangat ketat, diolah dengan bahan pilihan sehingga biscuit oreo merupakan biscuit yang berkualitas dan menyehatkan bagi keluarga.
b.    Oreo senantiasa menjaga agar komunikasi pemasaran mereka tetap konsisten, hal ini dilakukan dengan cara melakukan iklan secara berkala di media massa.
c.       Brand oreo terus menjaga kepribadian produknya nya sebagai biscuit anak yang menyehatkan dan menyenangkan.


Produk yang berada dalam tahapan mature ini biasanya semakin rentan terhadap penurunan penjualan. Ketika tahap mature berakhir, suatu produk akan masuk ke tahap decline. Pada tahap decline, produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen karena mereka beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen atau pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.

Untuk mempertahankan eksistensi dan popularitasnya, Oreo tidak tinggal diam dan mulai melakukan strategi komunikasi pemasaran yang berbeda. Beberapa waktu yang lalu, Oreo pernah menggandeng Ferdy Hasan sebagai endorsernya yang mengemukakan bahwa Oreo merupakan produk yang terpercaya serta sesuai untuk keluarga dan anak-anak. Selain itu, Oreo mempertahankan tageline diputar, dijilat, dicelupin dalam setiap strategi pemasaran yang dilakukannya sehingga tertanam di benak konsumen bahwa cara seru memakan biskuit Oreo adalah menggunakan cara tersebut. Agar tetap terlihat menarik, Oreo pun sering mengadakan undian berhadiah pada waktu tertentu. Untuk mendekatkan diri dengan konsumen, pada ulang tahunnya yang ke-100 Oreo melaksanakan event Oreo Fun Carnival di Bandung dan Jakarta. Oreo pun aktif berpromosi di website, facebook, dan twitternya.


3.      Analisis iklan oreo dengan teori komunikasi “Source Characteristics”
a.      Source Attractivenes
Source dikatakan berhasil secara umum jika mencakup dua hal berikut, yaitu:
1)      Bersifat atraktif dan mampu memberikan persuasi kepada audiens untuk menyaksikan source tersebut atau bahkan menggunakan jasa dan membeli produk yang ditawarkan oleh source.
2)      Source berhasil mengidentifikasi audiens. Pengidentifikasiannya dapat berupa kegiatan yang dilakukan source di depan audiens, menghadirkan sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkan oleh audiens lewat diri source itu sendiri.

Iklan oreo ini sangat atraktif dan berhasil memberikan persuasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal produk ini lagi. Ia menggunakan artis cilik yang imut dan telah memiliki kredibilitas (akan dibahas berikutnya) dalam iklan tersebut. Hal ini sesuai dengan segmen pasar yang dituju oleh Oreo yaitu anak-anak. Cara komunikasi yang terkesan imut dan menggemaskan tersebut juga benar-benar mengundang perhatian masyarakat.  

Selain itu,iklan ini juga berhasil mengidentifikasi audiensnya lewat seorang gadis kecil yang imut (dimana kebanyakan anak cenderung ingin menjadi seperti itu) yaitu dengan menggunakan advertising berupa Slice of Life. Advertising Slice of life yang dimaksud adalah iklan oreo ini berhasil menstimulasi masyarakat dalam situasi kehidupan sebenarnya (real life) dalam hal ini terkhusus anak-anak yang merupakan segmen khusus penjualan produk Oreo ini. Slice of slice advertising ini terlihat dalam gambar, dimana Afika yang sedang belajar di rumah (seperti kegiatan anak kecil pada umumnya), kemudian diajak bermain oleh temannya.

Bukti keatraktifan lain dari iklan oreo ini adalah banyaknya masyarakat yang sampai mampu mengulang dan menggunakan percakapan “Afika” ini dalam percakapannya sehari-hari. Bahkan lebih dalam lagi, banyak orang yang membuat dan mengabadikan iklan Oreo versi mereka sendiri. Mereka memerankan kembali iklan ini layaknya parodi dan kemudian membuat dokumentasi dan mengunggahnya ke berbagai situs internet, seperti youtube. Keatraktifan iklan ini bukan hanya berhasil mengiklankan produk oreonya saja, bahkan juga berhasil ‘menjual’ sosok Afika itu sendiri.


b.      Source Credibility
Source dinyatakan memiliki kredibilitas jika ia mampu membuat audiens merasa nyaman, nyaman baik secara fisik ataupun nyaman dalam mendengarkan source tersebut memberikan persuasi, menampilkan keahliannya, atau bahkan nyaman dalam menerima opini objektif yang disampaikan oleh source tersebut. Kredibilitas ini dapat berupa Institusional trustCharacter-based trust, dan Process-based trust. Hal lain yang mempengaruhi kredibilitas adalah trust dan expertise.

Dalam iklan oreo ini, source yang digunakan merupakan source yang telah memiliki kredibilitas berdasarkan kualifikasi yang telah diberikan oleh institusi tertentu, kredibilitas ini kerap disebut sebagai Institusional TrustAfika yang diperankan oleh gadis yang bernama lengkap Amanina Afiqah Ibrahim ini merupakan Juara 1 Bebestar (Bebelac Star) 2011.

Selain itu Afika sebagi source dalam iklan ini juga memiliki source expertiseia adalah seorang gadis kecil yang mampu berkomunikasi dengan baik sesuai usianya sehingga akan menjadi sesuatu yang dapat menarik anak-anak untuk menyaksikannya, apa yang disampaikannya secara sederhana layaknya anak-anak juga akan tersampaikan secara jelas kepada audiensnya.

Namun beberapa hal baik yang telah disampaikan di atas belum dapat memastikan bahwa iklan tersebut tidak memiliki kelemahan . Bukan berarti jika suatu iklan telah menggunakan source yang memiliki kredibilitas dan mampu menyampaikan pesannya dengan baik, iklan tersebut dipastikan bebas dari adanya NoiseNoise bukan hanya diakibatkan oleh kurangnya kredibilitas atau ketidakjelasan informasi. Apa saja yang dapat menghambat proses transmisi dan penerimaan pesan dari source kepada audiens dapat dianggap sebagai suatu NoiseBerbagai bentuk noise yang dapat muncul dalam suatu iklan misalnya Spoiler Campaign, Brand Confusion, Vampire Creativity, Repetition, Decay, Wearout, Transformational, Selective attention

c.       Spoiler Campaign
Ada pesan atau informasi lain yang dibuat secara sengaja untuk menyaingi, membuat konflik, atau bahkan merendahkan pesan  terkait produk (dalam hal ini oreo) yang disampaikan oleh sourcenya.Ketenaran iklan Oreo dengan bintang Afika ini memang menjadi perhatian bagi banyak pihak. Namun, ada beberapa pihak yang malah mengubah pesan ini sesuai keinginan mereka sendiri (memplesetkan) dengan berbagai motivasi dimana kebanyakan menjadikannya lelucon konyol. Di internet ada banyak sekali komik Percakapan iklan oreo yang dikaitkan dengan tokoh-tokoh lain misalnya : Presiden SBY.  Selain itu, juga ada spoiler campaign yang dibuat dalam berbagai acara televisi, biasanya talkshow comedy. Contohnya: Acara pas mantap dengan host Sule yang kerap kali memplesetkan pesan iklan oreo ini. Selain spoiler campaign di atas, juga ada banyak opera afika yang didownload oleh berbagai masyarakat ke youtube. Mereka mengulang kembali iklan ini dengan mengganti pemerannya (mereka sendiri) dan kerap mengganti pesan itu sendiri. Bahkan, dalam beberapa situs internet saya menemukan banyak orang yang mencari ringtone sms pada Handphone dengan percakapan Afika, dan masih ada banyak sekali spoiler campaign iklan oreo ini baik di internet, social media, dan sebagainya.

d.      Brand Confusion
Adanya brand lain yang mempunyai nama brand hampir sama serta produk yang dijual pun menyerupai sekali bahkan nyaris sama.  Misalnya : produk Ori, dan Rod yang dijual di pasaran dengan produk biskuit yang bentuknya sama dan harga yang lebih murah, bahkan kemasannya pun menyerupai dari segi warna dan bentuk.
  

e.       Vampire Creativity
Vampire creativity ini terjadi ketika pesannya terlalu original, terlalu kreatif, terlalu menarik, bahkan sampai audiens lupa akan Brand messagenya  sendiri. Hal ini bisa saja terjadi dalam iklan oreo, mengingat iklannya yang sangat “entertaining”, audiens bisa saja dibuat lupa dengan pesan utama iklan ini yaitu menawarkan produk oreo. Justru, dalam iklan ini penonton lebih memperhatikan bintangnya (Afika) dan cara penyampaiannya dalam percakapan iklan tersebut (keimutannya). Bahkan berbagai percakapan masyarakat seputar hal ini, baik di social media, acara tv, malahan dalam blog pribadi orang lebih banyak membicarakan tentang afika daripada produk oreo itu sendiri. Berikut suatu bukti nyata yang saya kutip dari artikel kompasiana berupa grafis pembicaraan di Twitter yang menjelaskan bahwa kata Afika lebih sering dibicarakan daripada Produk Oreo itu sendiri.


f.       Repetition, the Decay, and Wearout
Iklan oreo ini setelah penayangan sejak pertama ditayangkan di berbagai media TV tampak muncul berkali-kali dalam setiap channel. Setelah beberapa minggu, iklan ini kerap ditayangkan potongannya saja lalu diulang sampai tiga kali (tanpa selingan iklan lain). Pengulangan ini bertujuan untuk menegaskan kembali produk oreo ke dalam ingatan (memori) audiensnya. Namun pengulangan juga memiliki kekurangan, Iklan yang disampaikan berulang, menurut para ahli bisa membuat para audiens menjadi bosan terhadap iklan tersebut (Fill menyatakanya sekitar 6 minggu). Kejenuhan terhadap suatu pesan seiring waktu diistilahkan dengan DecayAda pihak lain yang menyebutnya dengan Wearout/Boredomyaitu Konsumen jenuh dan iritasi terhadap sebuah komunikasi yang berulang. Meskipun begitu, sejak akhir 2011 iklan ini mulai dibuat, audiens masih heboh membicarakan iklan ini karena kekreatifan iklan tersebut, serta “plesetan” yang dibentuk oleh masyarakat sendiri membuat mereka tetap disegarkan oleh iklan tersebut.

  
g.      Selective Attention
Kebosanan terhadap suatu iklan (Wearout) bisa membawa audiens dalam tahapan ini, dimana mereka cenderung memilih informasi tertentu saja dalam iklan ini yang ingin mereka dengar. Namun, masalahnya adalah masyarakat lebih memilih memberikan perhatiannya terhadap Afika dan bukan pada produk oreo itu sendiri.

No comments:

Post a Comment