I Hope, I Help You Find What You Want ^_^

I Hope, I Help You Find What You Want , if you need help, just ask me ^_^

Wednesday, December 12, 2018

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau Badan Usaha disemua sektor ekonomi (Tambunan, 2012:2). Pada prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai asset awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata pertahun atau njumlah pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda disetiap Negara.

Di Indonesia, definisi UMKM diatur berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi menurut UU No. 20 Tahun 2008 tersebut adalah:


  1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
  2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang.
  3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-undang. 

Peran UMKM

Sejarah perekonomian telah ditinjau kembali untuk mengkaji ulang peranan usaha skala mikro kecil dan menengah (UMKM). Beberapa kesimpulan, setidaktidaknya hipotesis telah ditarik mengenai hal ini. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat sebagaimana terjadi di Jepang, telah dikaitkan dengan besaran sektor usaha kecil. Kedua, dalam penciptaan lapangan kerja di Amerika Serikat sejak perang dunia II, sumbangan UMKM ternyata tak bisa diabaikan (D.L. Birch, 1979 dalam Tambunan, 2013:3).
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) memainkan peran-peran penting didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Negara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga di Negara-negara maju (NM). Di NM, UMKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan dengan usaha besar (UB). Di NSB, khususnya Asia, Afrika, dan Amerika Latin, UMKM juga berperan sangat penting khususnya dari perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan. Serta pembangunan ekonomi pedesaan (Tambunan, 2012:1). Tambunan menambahkan, dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan Ekspor Non-Migas, khususnya produk-produk manufaktur, dan inovasi serta pengembangan teknologi, peran UMKM di NSB relative rendah, dan ini sebenarnya perbedaan yang paling mencolok dengan UMKM di NM.  

Karakteristik UMKM

UMKM tidak saja berbeda dengan UB, tetapi ndidalam kelompok UMKM itu sendiri terdapat perbedaan karakteristik antara UMi, UK, dan UM dalam sejumlah aspek yang mudah dilihat sehari-hari di NSB, termasuk Indonesia. Aspek-aspek tersebut termasuk orientasi pasar, profil dan pemilik usaha, sifat dari kesempatan kerja di dalam perusahaan, sistem organisasi dan manajemen yang diterapkan di dalam usaha, derajat mekanisme di dalam proses produksi, sumber-sumber dari bahan baku dan modal, lokasi tempat usaha, hubungan-hubungan eksternal, dan derajat keterlibatan perempuan sebagai pengusaha.
Salah satu ciri UMKM di Indonesia dan di negara berkembang lainya, adalah biasanya kelompok industri yang sama, berlokasi berdekatan satu sama lain di suatu wilayah. Pengelompokan secara geografis menurut kelompok ini, didalam literratur industry atau UMKM, disebut klaster. Di Indonesia, banyak kegiatan UMKM, khususnya UMK, yang tersebar di daerah-daerah memang sudah berlangsung turun-temurun, dan umumnya setiap daerah memiliki spesialisasi UMKM tersendiri.

Perkembangan UMKM

Menurut database dari Menteri Negara Koperasi dan UKM (Menegkop & UKM) dan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 1997 dalam Tambunan (2012:8), terdapat sekitar 39,7 juta usaha mikro kecil (UMK), dengan nilai penjualan ratarata pertahun kurang dari Rp 1 Miliar per unit, atau sekitar 99,8 persen dari total unit usaha pada tahun itu. Pada tahun 1998, pada saat krisis ekonomi mencapai titik terburuknya dengan dampak negative yang sangat besar terhadap hampir semua sector ekonomi di Indonesia, banyak perusahaan dari berbagai skala usaha mengalami kebangkrutan atau mengurangi volume kegiatan secara drastic. Pada saat itu, Menegkop & UKIM memperkirakan hampir 3 juta UMK berhenti berusaha, dan jumlah usaha menengah (UM) dan usaha besar (UB) yang tutup usaha, masing-masing sekitar 12,7 dan 14,2 persen dari jumlah unit masingmasing kelompok.
Lebih lanjut, Tambunan (2012:9) menjelaskan, pada tahun 2000, saat ekonomi Indonesia mulai pulih dari krisis ekonomi 1997/1998, tercatat ada sekitar 39,7 juta UMK, atau 99,85 persen dari jumlah perusahaan dari jumlah perusahaan berbagai skala di Indonesia. Pada tahun yang sama, ada sekitar 78,8 juta UM, dengan ratarata nilai penjualan per tahun berkisar lebihy dari Rp 1 juta dan kurang dari Rp 50 miliar, atau 0,14 persen dari semua usaha yang ada. Pada tahun 2005, jumlah UMK tercatat sekitar 47 juta, sedangkan jumlah UM mencapai hampir 96 juta unit. Pada tahun 2006, jumlah UMK mencapai sekitar 99,77 persen dari jumlah usaha yang ada di Indonesia, sedangkan jumlah UM dan UB, masing-masing 0,01 dan 0,22 persen. Namu demikian, laju pertumbuhan unit usaha dari kelompok UM jauh lebih tinggi dibandingkan dengan UMK. Pada tahun 2008, jumlah populasi UMK dan UM (sebut saja UMKM) mencapai sekitar 52,3 jutab unit dan bertambah lagi menjadi 52,7 juta unit pada tahun 2009, atau 99,99 persen terhadap total unit usaha di Indonesia yang berjumlah 52, 769 juta unit usaha.
Dilihat dari kesempatan kerja, pada tahun 2006, UMK mempekerjakan 80.933.384 orang, atau 91,14 persen dari jumlah angkatan kerja yang bekerja. Jumlah ini meningkat dari 70.282.178 orang pada tahun 2003, atau laju pertumbuhan sebesar 15,15 persen. Sedangkan UM dan UB, masing-masing 4.483.109 dan 3.388.462 orang. Jumlah pekerja di UM dan UB tersebut masingmasing menurun dan meningkat dari 8.754.615 dan 438.198 orang (atau masingmasing dengan tingkat pertumbuhan secara bersamaan), UMKM mempekerjakan hampir 91 juta orang dibandingkan UB yang hanya sekitar 2,8 juta orang (Tambunan, 2012:10).

Konsep Pengembangan UMKM 
Menurut Danoko (2008:2), dalam upaya penumbuhan usaha kecil, perlu diketahui karakteristik serta permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh usaha kecil. Pada umumnya, usaha kecil mempunyai ciri sebagai berikut: 
  1. Berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum
  2. Aspek legalitas usaha lemah
  3. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku
  4. Kebanyakan tidak memiliki laporan keuangan dan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan
  5. Kualitas manajemen rendah dan jarang memiliki rencana usaha
  6. Sumber utama modal adalah modal pribadi
  7. Sumber daya manusia (SDM) terbatas
  8. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik.

Sunday, April 8, 2018

Kinerja



Kinerja merupakan hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Veithzal, 2005:97). 

Kinerja karyawan perlu adanya penilaian dengan maksud untuk memberikan satu peluang yang baik kepada karyawan atas rencana karier mereka dilihat dari kekuatan dan kelemahan, sehingga perusahaan dapat menetapkan pemberian gaji, memberikan promosi, dan dapat melihat perilaku karyawan. Penilaian kinerja dikenal dengan istilah “performance rating” atau “performance appraisal”. Menurut munandar (2008:287), penilaian kinerja adalah proses penilaian ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja, dan hasil kerja seseorang tenaga kerja atau karyawan (pekerja dan manajer), yang dianggap menunjang unjuk kerjanya, yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang tindakan-tindakan terhadap bidang ketenagakerjaan. Suatu perusahaan melakukan penilaian kinerja didasarkan pertimbangan bahwa perlu adanya suatu sistem evaluasi yang objektif terhadap organisasional. 

Tujuan Penilaian 
Kinerja menurut Mangkunegara (2000:10), secara spesifik, tujuan penilaian kinerja sebagai berikut: 
  1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja. 
  2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, , sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
  3. Memberikan perluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karier atau pekerjaan yang diembannya sekarang. 
  4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.
  5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hak yang perlu diubah. 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja  
Menurut Mangkunegara (2000:67) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja antara lain
  1. Kualitas kerja, yaitu kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil kerja dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan. Dengan adanya kualitas kerja yang baik dapat menghindari tingkat kesalahan dalam penyeleseian suatu pekerjaan serta produktivitas kerja yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.
  2. Kuantitas Kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Kuantitas kerja menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan perusahaan. 
  3. Tangung jawab, yaitu menunjukkan seberapa besar karyawan dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakan serta perilaku kerjanya. 
  4.  Inisiatif, yaitu menunjukkan seberapa besar kemampuan karyawan untuk menganalisis, menilai, menciptakan dan membuat keputusan terhadap penyelesaian masalah yang dihadapinya. 
  5.  Kerja sama, yaitu merupakan kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertical atau horizontal didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan semakin baik. 
  6.  Ketaatan, yaitu merupakan kesediaan karyawan dalam mematuhi peraturan-peraturan yang melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepada karyawan. 
Indikator Kinerja Karyawan
Menurut Lazer (1977) indikator kinerja karyawan yaitu :  
  1. Kemampuan teknis 
    • Ilmu pengetahuan yang dimiliki karyawan. 
    • Kemampuan menggunakan metode. 
    • Teknik kerja yang di gunakan karyawan. 
    • Peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas. 
    • Pengalaman yang pernah dialami karyawan dengan pekerjaan yang sejenis
    • Pelatihan yang diperoleh karyawan.
  2. Kemampuan konseptual 
    • Kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan. 
    • Penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh. 
    • Tanggung jawab sebagai seorang karyawan. 
  3. Kemampuan hubungan interpersonal 
    • kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain. 
    • memotivasi karyawan. 
    • melakukan negosiasi. 
    • Pekerjaan yang dihasilkan karyawan

Wednesday, June 21, 2017

Teori Random Walk

Model random walk mengemukakan persoalan, yaitu apakah harga-harga saham atau tingkat keuntungan yang lalu dapat membantu dalam meramalkan harga-harga saham atau tingkat keuntungan waktu yang akan datang. Model ini menegaskan dua hipotesis utama yaitu perubahab-perubahan harga adalah bebas antara satu jangka waktu dengan jangka waktu yang lain, dan perubahan harga mengikuti beberapa distribusi probabiliti tertentu.
Pada model ini asumsi pergerakan harga adalah random, oleh karena itu walaupun para investor memperoleh informasi dari orang dalam, ia masih tidak dapat meramal pergerakan harga saham yang akan datang dengan tepat. 
Model random walk mulai dibicarakan pada tahun 1960-an dan seterusnya bermacam-macam studi empirikal  dilakukan untuk membuktikannya. Teori ini menyatakan bahwa perubahan harga suatu saham atau keseluruhan pasar yang telah terjadi tidak dapat digunakan untuk memprediksi gerakan di masa akan datang. Penelitian yang dilakukan oleh Roberts (1959) menyatakan bahwa perubahan harga saham tidak tergantung satu sama lain dan mempunyai distribusi probabilitas yang sama (Mills, 1999). Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa harga saham bergerak ke arah yang acak dan tidak dapat diperkirakan. Jadi tidak mungkin seorang investor dapat memperoleh return melebihi return pasar tanpa menanggung risiko lebih.
Hal ini juga memberikan arti bahwa selisih antara harga pada periode tertentu dengan harga pada periode yang lainnya bersifat acak. Selisih tersebut merupakan price return saham, yang dalam jangka waktu tertentu memenuhi persyaratan bahwa rata-ratanya adalah nol. Artinya volatilitas saham tidak akan mempunyai trend yang signifikan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Menurut Burton G Malkiel pada 1973 menyebutkan bahwa investor akan lebih untung jika membeli saham untuk jangka panjang dengan berinvestasi jangka panjang, investor terhindar dari risiko fluktuasi harga jangka pendek yang sulit dibaca. Melalui teori ini,pengajar Universitas Princeton itu menganjurkan agar investor tidak risau dengan naik turunnya harga saham dalam jangka pendek. Teori ini mengajarkan bahwa harga saham di masa lalu serta arah harga saham atau pasar secara keseluruhan tidak bisa dipakai sebagai alat untuk memprediksi pergerakan harga saham di masa mendatang.
Hal ini dikarenakan, harga saham bergerak secara acak (random) dan tak bisa diprediksi.Peluangnya untuk naik sama dengan peluangnya untuk turun. Tapi, dalam jangka panjang, harga saham akan cenderung meningkat. Penganut Random Walk yakin bahwa investor tak mungkin menebak arah harga dengan tepat.Menurut Malkiel,membeli saham dan menyimpannya dalam jangka panjang adalah strategi paling tepat.

Tuesday, March 7, 2017

Portofolio Aktif dan Pasif

Pada umumnya ada dua macam, yaitu strategi aktif (active strategy) dan strategi pasif (passive strategy). Seperti yang dijelaskan oleh Tandelilin  ada dua strategi yang dapat dilakukan investor dalam pembentukan portofolio, yaitu sebagai berikut:

1. Strategi pasif Merupakan tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi dalam saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Strategi pasif mendasarkan diri pada asumsi bahwa :
  1. Pasar modal tidak melakukan mispricing, 
  2. Meskipun terjadi mispricing, para pemodal berpendapat bahwa mereka tidak bisa mengidentifikasikan dan memanfaatkannya. Tujuan dari strategi pasif ini adalah memperoleh return portofolio sebesar return indeks pasar dengan menekankan seminimal mungkin risiko dan biaya investasi yang harus dikeluarkan.
Ada dua macam strategi pasif yaitu sebagai berikut :
  1. Strategi beli dan simpan maksudnya adalah investor melakukan pembelian sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukannya strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang biasanya terlalu tinggi.
  2. Strategi mengikuti indeks merupakan strategi yang digambarkan sebagai pembelian instrumen reksadana atau dana pensiun oleh investor. Dalam hal ini investor berharap bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham dalam instrumen reksadana sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain investor berharap memperolah return yang sebanding dengan return pasar.
2. Strategi aktif Merupakan tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai mendapatkan return abnormal. Tujuan strategi aktif ini adalah mendapatkan return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh dari strategi pasif. Ada tiga strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham.
  1. Pemilihan saham maksudnya adalah para investor secara aktif melakukan analisis pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return dan risiko yang terbaik dibandingkan dengan alternative lainnya. Analisis ini mendasarkan pada pendekatan analisis fundamental guna mengetahui prospek saham tersebut pada masa datang.
  2. Rotasi sektor, maksudnya investor dapat melakukan strategi ini dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
    • Melakukan investasi pada sahamsaham yang bergerak pada sector tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari.
    • Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yang berbeda-beda.
    • Strategi momentum harga menyatakan bahwa pada waktuwaktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan. Dalam hal ini investor akan mencari waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan tingkat keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham. 








Wednesday, January 11, 2017

Analisis SWOT

SWOT merupakan singkatan dari Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats. Seperti namanya, Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities)  dan Ancaman (Threats) dalam suatu proyek, baik proyek yang sedang berlangsung maupun dalam perencanann proyek baru. Analisis SWOT merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan oleh manajemen perusahaan atau organisasi yang sistematis dan dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi tersebut. analisis SWOT juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran) tentang sebuah perusahan atau oraganisasi. Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor yang di jadikan masukan. Dan  kemudian masukan tersebut dikelompokkan sesuai kontribusinya masing-masing.Analisis SWOT pertama kali diperkenalkan oleh Albert S Humphrey pada tahun 1960-an dalam memimpin proyek riset di Stanford Research Institute yang menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500

Jika digunakan dengan baik dan  benar, maka analisis ini akan dapat digunakan untuk membantu melihat sisi-sisi yang terabaikankan atau tidak terlihat dari sebuah perusahaan atau organisasi. Dari uraian diatas tadi, analisis SWOT adalah instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi dalam manajemen perusahaan atau organisasi . Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak dari ancaman yang timbul dan harus dihadapi.

Analisis SWOT terdiri dari 4 komponen dasar yaitu :
  • Strength (Kekuatan) atau disingkat dengan “S”, yaitu karakteristik organisasi ataupun proyek yang memberikan kelebihan / keuntungan dibandingkan dengan yang lainnya.
  • Weakness (Kelemahan) atau disingkat dengan “W”, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kelemahan pada organisasi ataupun proyek dibandingkan dengan yang lainnya.
  • Opportunities (Peluang) atau disingkat dengan “O”, yaitu Peluang yang dapat dimanfaatkan bagi organisasi ataupun proyek untuk dapat berkembang di kemudian hari.
  • Threats (Ancaman) atau disingkat dengan “T”, yaitu Ancaman yang akan dihadapi oleh organisasi ataupun proyek yang dapat menghambat  perkembangannya.
Dari keempat komponen dasar tersebut, Strength (kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) adalah faktor internal organisasi/proyek itu sendiri, sedangkan Oppoturnities (Peluang)  dan Threats (Ancaman) merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan organisasi ataupun proyek. Oleh karena itu, Analisis SWOT juga sering disebut dengan Analisis Internal-Eksternal (Internal-External Analisis) dan Matriks SWOT juga sering dikenal dengan Matrix IE (IE Matrix).
Untuk melakukan Analisis SWOT, kita perlu membuat beberapa pertanyaan dan menjawabnya sendiri seperti contoh-contoh berikut ini :

Strength (Kekuatan) atau disebut sebagai analisis kekuatan
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang harus di lakukan dalam mengunakan analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kemudian dibandingkan dengan para pesaing-pesaingnya. Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul didalam kualitasnya, maka keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat kualitas yang lebih baik.

 

  • Kelebihan apa yang dimiliki oleh organsiasi/perusahaan ?
  • Apa yang membuat organisasi lebih baik dari organisasi lainnya?
  • Keunikan apa yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan ?
  • Apa yang menyebabkan kita mendapatkan penjualan ?
  • Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen sebagai suatu kelebihan ?

Weakness (Kelemahan)  atau disebut sebagai analisi kelemahan
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Weaknesses merupakan cara untuk menganalisis kelemahan yang ada dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi. Yang mana kelemahan tersebut dapat menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Misalnya jika perusahaan tersebut terdapat kendala dalam pemasaran yang kurang baik, maka perusahaan harus meneliti kekurangan-kekurangan yang di miliki yang berhubungan dengan sektor pemasaran. Agar nantinya permasalahan tersebut tidak membuat perusahaan menjadi kalah saing dan mudur di bandingkan perusahaan lainnya.

 

  • Apa yang dapat ditingkatkan dalam organisasi/perusahaan ?
  • Apa yang harus dihindari oleh organisasi/perusahaan ?
  • Faktor apa yang menyebabkan kehilangan penjualan ?
  • Apa yang dilihat atau dirasakan oleh konsumen sebagai suatu kelemahan organisasi/perusahaan ?
  • Apa yang dilakukan oleh pesaing sehingga mereka dapat lebih baik dari organisasi/perusahaan ?

Opportunities (Peluang) atau disebut sebagai analisis peluang
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran peluang yang ada dari sisi luar suatu organisasi atau perusahaan dan gambaran tersebut dapat memberikan peluang berkembangnya suatu organisasi atau perusahaan dimasa depan. Opportunity merupakan ananlisis yang digunakan untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang. Baik dimasa kinia ataupun masa yang akan datang. Misalnya sebuah perusahaan industri minuman berada di daerah yang panas. Yang mana daerah tersebut sangat membutuhkan minuman segar dengan harga yang terjangkau. Maka perusahaan tersebut memiliki peluang untuk menciptaka produk minuman yang segar dan harganya terjanggaku.

 

  • Kesempatan apa yang dimiliki ?
  • Perkembangan tren apa yang sejalan dengan organisasi/perusahaan ?

Threats (Ancaman) atau disebut sebagai analisis ancaman
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran ancaman dari suatu perusahaan atau oraganisasi dalam menjalankan suatu usaha. Theart merupakan cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi dalam menghadapi berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan. Yang mana ancaman tersebut dapat menyebabkan kemunduran suatu perusahaan. Jika tidak segera di atasi, maka ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang yang akan dijalankan. Misalnya sebuah organisasi kelompok pengrajin rotan di daerah pedesaan. Dengan kondisi lingkungan yang semakin moderen serta banyaknya kebakaran hutan yang terjadi membuat mereka semakin sulit untuk memperoleh bahan baku, Maka oragnisasi tersebut dapat menganalisis hal-hal apa yang menyebapkan tantangan atau ancaman tersebut terjadi.

 

  • Hambatan apa yang di hadapi sekarang ?
  • Apa yang dilakukan oleh pesaing ?
  • Perkembangan Teknologi apa yang menyebabkan ancaman bagi organisasi/perusahaan ?
  • Adakah perubahan peraturan pemerintah yang akan mengancam perkembangan organisasi/perusahaan      ?

Faktor-faktor yang mempengaruhi keempat komponen dasar Analisis SWOT:

Faktor Internal (Strength dan Weakness)

  • Sumber daya yang dimiliki
  • Keuangan atau Finansial
  • Kelebihan atau kelemahan internal organisasi
  • Pengalaman-pengalaman organisasi sebelumnya (baik yang berhasil maupun yang gagal)

     Faktor Eksternal (Opportunities dan Threats)

  • Tren
  • Budaya, Sosial Politik, Ideologi, perekonomian
  • Sumber-sumber permodalan
  • Peraturan Pemerintah
  • Perkembangan Teknologi
  • Peristiwa-peristiwa yang terjadi
  • Lingkungan


Tuesday, December 27, 2016

Triple Bottom Line

Dalam teori Triple Bottom Line yang dikemukakan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya “Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth Century Bussiness”. Elkington mengembangkan konsep triple bottom line dengan istilah economoic prosperity, environmental quality dan social justice. Triple bottom line adalah Konsep pengukuran kinerja suatu usaha secara “holistik” dengan memperhatikan ukuran kinerja ekonomis berupa perolehan profit, ukuran kepedulian sosial, dan pelestarian lingkungan (Elkington, 1998). 

Elkington memberi pandangan bahwa jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka perusahaan tersebut harus memperhatikan “3P”. Selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet)

Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi diharapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi financial-nya saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak hanya pada single bottle lines yaitu, nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja, tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu berupa: finansial, sosial dan lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan (sustainable development)

Profit. 
Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. Aktivitas yang dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan meningkatkan produktivitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif yang dapat memberikan nilai tambah semaksimal mungkin.

People. 
Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan merupakan salah satustakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan masyarakat sekitar sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat. Misalnya, pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, serta penguatan kapasitas ekonomi lokal.
    
Planet. 

Hubungan perusahaan dengan lingkungan adalah hubungan sebab akibat, dimana jika perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan akan memberikan manfaat kepada perusahaan. Sudah kewajiban perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Misalnya, penghijauan lingkungan hidup, perbaikan pemukiman, serta pengembangan pariwisata (ekoturisme).

Monday, December 26, 2016

Blue Ocean Strategy

Blue Ocean Strategy
          Blue Ocean Strategy merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menciptakan pasar baru, ketika pasar tersebut sudah mengalami kejenuhan atau dengan kata lain tidak ada pangsa pasar yang lebih yang didapat diambil di pasar tersebut.

Blue Ocean, didefinisikan sebagai ruang pasar yang belum dimanfaatkan, menciptakan permintaan, dan peluang pertumbuhan yang sangat menguntungkan. Para pencipta blue ocean tidak menggunakan kompetisi sebagai patokan mereka. Sebaliknya, mereka mengikuti logika strategis berbeda yang disebut inovasi nilai. Inovasi nilai adalah landasan dari strategi blue ocean. Dalam strategi blue ocean inovasi nilai karena alih-alih berfokus pada mengalahkan persaingan di pasar yang ada ruang, perusahaan fokus pada keluar dari batasan-batasan pasar yang ada dengan menciptakan lompatan nilai bagi pembeli dan perusahaan  yang meninggalkan kompetisi belakang. Ide-ide ini menantang pemikiran strategis konvensional dan didukung oleh penelitian yang luas. Dalam dekade terakhir, telah dibuat database yang mencakup lebih dari 30 industri akan kembali dari 100 tahun yang lalu. Saat ini dunia bisnis telah dihadapkan pada  salah satu pelajaran kunci kekayaan penciptaan dalam sejarah. Penelitian yang dilakukan oleh W.Chan Kim dan Renee Mauborgne menunjukkan bahwa sumber utama penciptaan kekayaan dari waktu ke waktu bukan industri dimana perusahaan bermain. Juga tidak ditemukan secara permanen perusahaan besar yang secara konsisten menciptakan dan menangkap kekayaan.
Menurut sejarah bisnis mengungkapkan bahwa tidak ada perusahaan yang terus-menerus unggul atau terus-menerus baik dalam industrinya. Perusahaan dan industri naik dan turun berdasarkan langkah-langkah strategis yang dibuat.

Strategi Blue Ocean Air Asia
Maskapai Air Asia merupakan perusahaan penerbangan di wilayah Asia Tenggara yang menerapkan prinsip low cost carrier, dimana Air Asia melihat peluang bahwa penumpang pesawat terbang tidak membutuhkan makan dalam penerbangan jarak dekat, pemilihan tempat duduk di pesawat terbang, dan proses pembelian tiket yang berbelit–belit yang mereka butuhkan adalah ketepatan waktu dalam berangkat dan ketepatan waktu dalam sampai, proses pembelian tiket dengan mudah, dan dapat tempat duduk ketika mereka terbang.  Oleh karena itu air asia keluar dari industri penerbangan pada umumnya dimana pada industri ini biasanya menawarkan kenyamanan ekstra dan harga tiket dengan sangat mahal, air asia menawarkan harga tiket sangat murah  (dengan harga 50% -80% lebih murah daripada pesaingnya) dan ketepatan waktu serta proses pembelian tiket secara mudah cepat dan aman lewat sistem online. Ketika itu Air Asia tidak memiliki pesaing sama sekali dan berhasil keluar persaingan secarahead to head dan masuk kedalam blue ocean.
Air Asia bisa mencapai sukses dikarenakan Air Asia menawarkan value yang orang lain ingin membelinya, bukan hanya sekedar value tetapi value yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif yaitu value-innovation.
Sebuah value-innovation yaitu menciptakan nilai tambah atau meningkatkan suatu produk/jasa yang tidak pernah ditawarkan pasar bagi pelanggan dan menghilangkan atau mengurangi biaya yang timbul akibat suatu produk / jasa yang akan diciptakan. Kedua elemen tersebut harus ada, karena jika kita hanya meningkatkanvalue saja tanpa memikirkan biaya yang timbul maka akan tercipta suatu produk yang harganya mahal yang hanya akan menimbulkan kerugian. sedangkan maskapai Air Asia hanya menurunkan cost atau biaya saja, mungkin tidak ada yang dapat diciptakan atau nilai tambah bagi produk tersebut. value-innovation merupakan hal yang harus dipegang ketika ingin mencipkatan produk/jasa yang baru.
Dalam maskapai Air Asia dapat dilihat bagaimana cara agar mendapatkan value-innovation yang baik bagi perusahaan dan pada akhirnya dapat menciptakan suatu blue oceanyang baik. Untuk dapat memahami cara -caranya,  Kim dan Renee membaginya menjadi Analytical Tools and Frameworks 

Analytical Tools and Frameworks 
Analytical Tools and Frameworks  merupakan tools yang digunakan sebagai dasar pemahaman  dalam blue ocean strategy karena tools ini akan digunakan pada suatu perusahaan yang ingin menciptakan pasar baru dalam industri yang sudah ada.

Tools yang digunakan dalam  prinsip-prinsip formulasi blue ocean strategy :
1.      Ciptakan kembali batasan–batasan pasar
2.      Fokus kepada “big picture” bukan kepada angka
3.      Capailah permintaan pasar yang melebihi dari permintaan yang sudah ada
4.      Pastikan bahwa langkah demi langkah perencanaan strategis, dilakukan dengan benar.

Agar dapat mencipatakan blue ocean, perusahaan harus merubah “fokus pemikiran perusahaannya, dari bersaing head to head dengan kompetitor menuju alternatif yang mungkin, dan dari customer yang sudah ada menuju non customer di industri tersebut”.

4 actions framework
1.      Reduce : Faktor – faktor apa yang harus dikurangi dari standar industri?
Pada maskapai Air Asia mengurangi beberapa faktor yang biasanya terdapat dalam industri penerbangan saat ini. Misalnya, tidak menggunakan agen-agen penjualan tiket sehingga dapat mengurangi biaya operasional.

2.      Eliminate : Faktor – faktor apa yang  kita terima begitu saja yang sebenarnya harus dihilangkan?
Pada maskapai Air Asia menghilangkan beberapa faktor yang biasanya diterima oleh masyarakat yang dianggap tidak memberikan manfaat bagi pelanggannya. Misalnya,tidak menyediakan makanan dan minuman didalam pesawatnya karena waktu yang dibutuhkan dalam masa perjalanan yang relatif singkat atau pendek.

3.      Raise : Faktor – faktor apa yang harus ditingkatkan dari standar industri?
Maskapai Air Asia meningkatkan faktor-faktor yang dianggap oleh masyarakat memberikan manfaat yang lebih dan menghemat waktu dan biaya. Misalnya, meningkatkan pelayanan penjualan tiket melalui sistem online sehingga masyarakat dapat melakukan pemesanan tiket dimana saja dan kapan saja tanpa harus pergi keagen penjual tiket seperti yang diterapkan oleh maskapai lain.

4.      Create : Faktor – faktor apa saja yang harus diciptakan yang tidak pernah ditawarkan industri sebelumnya?

Maskapai Air Asia menawarkan biaya perjalanan yang murah baik perjalanan dalam negeri maupun luar negeri. Dengan motto yang dimiliki oleh Air Asia bahwa “Sekarang Siapapun Bisa Terbang (Now Everyone Can Fly)”, hal ini yang selama ini belum pernah ditawarkan oleh maskapai lainnya.